468x60 Ads

Jakarta - Tidak sama seperti berkendara dalam kondisi jalan kering, berkendara di saat hujan membutuhkan teknik khusus. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama berkendara dalam kondisi jalan basah.

Duta Safety Driving yang juga pebalap nasional, Rifat Sungkar menuturkan, kecepatan yang ditempuh saat musim hujan harus dikurangi. Menurutnya, saat jalanan basah kecepatan mobil harus setengahnya dari kebiasaan berkendara pada jalan kering.

Kecepatan kita setengahnya dari jalan kering. Tapi kenyataannya kalau buru-butu orang enggak pakai teori itu," kata Rifat di Jakarta.

Untuk itu, persiapan manajemen waktu harus dilakukan pengemudi agar tidak terburu-buru. Soalnya, di musim hujan faktor yang mempengaruhi kemacetan jalan lebih mungkin terjadi.

"Manajemen waktu itu sangat penting apalagi hujan. Di musim ujan faktor X lebih tinggi," ujar Rifat.

Faktor kedua yang sering disepelekan adalah perawatan kendaraan. Menurut Rifat, kendaraan lama atau baru sama-sama memiliki risiko kecelakaan di musim hujan.

Untuk itu, disarankan agar selalu mengecek kendaraan. Mulai dari fungsi ban hingga rem harus selalu diperiksa secara rutin.
Selanjutnya adalah cara pengereman. Banyak orang ketika melewati genangan air dan terjadi aquaplanning secara refleks menginjak pedal rem dalam-dalam. Padahal hal itu akan berakibat fatal yang menyebabkan mobil berputar dan tidak terkendali.

"Saat kita lewat 60 km/jam, kalau kita lewat genangan airnya pasti ada aquaplanning. Pengemudi yang panik pasti injak rem, itu bahaya. Kalau kita mau bereaksi dengan ilmu yang benar," lanjut Rifat.

Hal yang luput dari perhatian orang di musim hujan adalah kondisi wiper. Rifat menyarankan agar selalu memeriksa dan mengisi air pembersih kaca.

"Hal yang penting dari wiper yang orang enggak banyak ingat adalah penyesuaian air wiper. Begitu kita traveling 60 km/jam ada truk papasan terus nyipratin air ke depan kita kalau airnya kotor disapu enggak bisa, kita pasti mencet air wiper. Itu yang harus diperhatikan," tuturnya.

Terakhir, Rifat memberikan sedikit bocoran untuk menerobos banjir. Banyak anggapan salah kaprah yang mengatakan bahwa ketika menorobos banjir hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai air masuk melalui knalpot.

Padahal, yang lebih penting saat menerobos banjir adalah pengemudi harus memperhatikan apakah air itu nantinya akan terhisap oleh air intake (saluran hisap udara) atau tidak. Sebab, jika sudah masuk melalui air intake, air tersebut akan masuk dan merusak mesin.

"Orang bilang kalau lewat banjir gas terus aja yang penting airnya enggak masuk lewat knalpot. Padahal mobil itu lebih penting jangan kemasukan dari air intake-nya daripada knalpotnya. Kalau teorinya, kita ngebut air intake itu kan menghisap. Ibaratnya air intake itu adalah hidung mobil. Manusia saja kalau menghisap air lewat hidung enggak bisa kan," kata Rifat.

Jadi, lanjut Rifat, kalau lewat banjir pelan-pelan saja dan sesuaikan kecepatan kendaraan. Selain itu, pengemudi pun harus tahu di mana letak air intake agar bisa memperkirakan apakah genangan air bisa diterobos atau tidak.

"Tanggung jawab semua pengguna mobil adalah buka kap mesin, cari tahu di mana air intake-nya biar bisa