Tes Pertama Honda BR-V Untuk Indonesia di Jepang
dieon | 21.53.00 |
News
Sebuah undangan istimewa datang dari PT Honda Prospect Motor (HPM). Dalam rangkaian acara mengunjungi perhelatan Tokyo Motor Show 2015 lalu, salah satu sesi yang tersedia adalah menguji Honda BR-V. Tak tanggung-tanggung pengujian dilakukan di lingkup sirkuit Twin Ring Motegi, Motegi yang terkenal itu. Namun bukan di sirkuit utama, melainkan Active Safety Training Park. Mendahului eksistensinya yang masih menunggu tahun depan di Indonesia, kami pun melakukan tes pertama Honda BR-V untuk Indonesia di Jepang.
Inilah kali kedua kami menyapa sosoknya setelah pertama kali melihatnya pada gelaran GIIAS, Agustus lalu. Ketika itu kami jujur tidak terlalu impresif pada penampilannya. Mungkin karena ada kesan Mobilio yang di-‘make-up’ menjadi SUV sehingga tercitra ia bukan SUV murni. Tapi ternyata ia lebih dari itu.
Jika dicermati, garis-garis bodinya yang lebih datar dan tegas mencerminkan karakter yang lebih kuat sebagaimana jatidirinya sebagai SUV. Keberadaan overfender di atas roda dan roofrail pun kian mengentalkan bahwa produk Honda yang satu ini sangat siap untuk diajak berpetualang ke alam bebas.
Tak mau membuang waktu, kami langsung mendarat ke kursi pengemudi ketika nama Auto Bild dipanggil. Oh ya, dalam pengetesan ini kami tidak sendiri karena ada beberapa media dari Indonesia yang turut diundang PT HPM.
Pertama duduk di kabin, nuansa Mobilio memang masih pekat terasa. Terutama posisi duduk, legroom dan headroom. Wajar mengingat Mobilio memang dijadikan basis oleh Honda untuk membangun BR-V.
Tapi itu kabar baik karena legroom Mobilio terhitung lega. Utamanya di kursi baris kedua sementara di baris ketiga rasanya biasa saja. Dan ketika format itu diterapkan pada ruang BR-V, SUV 7-penumpang ini menjadi terasa lega. Setidaknya dibanding SUV 7-seater lain di kelasnya.
Kembali lagi ke jok pengemudi, BR-V memiliki desain interior yang lebih mewah dari Mobilio. Lihat saja dasbornya, dirancang lebih berkelas dengan coretan desain mirip dengan Jazz. Pun begitu model jok yang headrest-nya terpisah dari sandaran. Ini berbeda dengan Mobilio yang kedua komponen tersebut menyatu.
BR-V menggunakan mesin yang sama dengan lini produk Honda bermesin 1.500 cc lainnya, yakni unit 1.497 cc bertenaga 120 dk. Ketika dinyalakan getaran dan suaranya identik dengan Mobilio atau HR-V 1.5.
Kejutan datang dari kualitas peredaman interior. Kabin jadi lebih hening terlebih jika dibanding dengan Mobilio. Tapi memang soal kekedapan ini butuh pengetesan lebih lengkap mengingat tes ini dilakukan di sirkuit tertutup dengan kualitas permukaan aspal yang sangat mulus.
Mesin bertenaga dengan padanan transmisi CVT berteknologi Earth Dreams menghasilkan gerak mobil yang gesit. Akselerasi berlangsung cepat mengikuti injakan dalam pedal gas. Hanya saja memang, minimnya hentakan transmisi khas CVT bagi sebagian orang mengurangi keasyikan berkendara. Tapi jangan khawatir karena PT HPM nanti akan menerbitkan opsi varian yang bertransmisi manual 6-percepatan.
BR-V memiliki jarak terendah ke tanah 210 mm, sementara Mobilio di 195 mm. Demi mengantisipasi ground clearance yang lebih tinggi ini, Honda memperkuat sektor kaki-kaki pada Honda BR-V.
Atsushi Arisaka, Large Project Leader Honda BR-V alias sosok yang bertanggung jawab terhadap pengembangan Honda BR-V mengatakan beberapa komponen terutama bushing arm BR-V dirancang lebih rigid dari Mobilio. Tujuannya agar kemampuan manuver BR-V tidak terganggu karena center of gravity-nya yang lebih tinggi.
Memang yang kami rasakan begitu adanya. Beberapa kali kami masuk tikungan dengan kecepatan awal di 80-100 km/jam. Namun gejala body roll terhitung minim. Cukup atur kemudi dan injakan pedal gas maka kami nyaris lupa bahwa BR-V adalah SUV 7 penumpang berkaki jenjang.
Meski Honda menyebutkan sokbreker BR-V sudah dipilih yang tipe medium stroke, sehingga bantingannya bisa lebih empuk dari lini produk Honda lainnya, tapi set suspensi sestabil ini dalam dugaan kami akan membuat bantingannya keras.
Kami tidak menemukan lubang atau pengetesan gravel di sirkuit, tapi di Indonesia yang jalan tak rata-nya cukup banyak, set bantingan keras tentu akan menjadi kendala tersendiri untuk kenyamanan penumpang.
Meski begitu, BR-V adalah lini produk berikutnya yang disiapkan dengan serius oleh PT HPM. Artinya, banyak hal dari BR-V yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dan selera masyarakat Indonesia. Tak heran jika Jonfis Fandy, Marketing & Aftersales Director PT HPM membocorkan bahwa inden BR-V sejak gelaran otomotif IIMS dan GIIAS lalu sudah mencapai 3.500 unit.
sumber : autobild